LAPORAN PENDAHULUAN TUBERCULOSIS


I.            Definisi Penyakit
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Mansjoer, 1999).
TB adalah singkatan dari Tuberculosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri. TB menyerang paru-paru dan dapat menginfeksi organ lain. TB dapat ditularkan melalui udara, saat orang terjangkit TB, batuk atau beresin.
Bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2– 0,5 mm yang bergabung membentuk rantai.Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan.

Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam.
Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag. Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam.
Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2 tahun.
Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit.
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup di udara kering maupun dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu pada kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23 derajat Celcius, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui saluran pernafasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada proses respirasi dan terhisap masuk saat seseorang menarik nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri adalah paru-paru manusia.Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di dalam paru – paru.
Morfologi, Mycobacterium Tuberculosis merupakan kuman batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 1 sampai 4 µ dan lebar 0,2 sampai 0,8 µ, dapat ditemukan bentuk sendiri maupun berkelompok. Kuman ini merupakan bakteri tahan asam (BTA) yang bersifat tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Pada pewarnaannya M. tuberculosis tampak seperti manik-manik atau tidak terwarnai secara merata.
Adapun sifat-sifat biakan atau karakteristik dari bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yaitu :
1.      Kuman bersifat aerob yaitu organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen
2.      Sifat pertumbuhan lambat (waktu generasi  2 sampai 6 minggu), sedangkan koloninya muncul pada pembiakan 2 minggu sampai 6 minggu

3.      Suhu optimum pertumbuhan pada 37˚C dan pH optimum 6,4 sampai 7
4.      Tumbuh subur pada biakan (eugonik), adapun perbenihannya dapat diperkaya dengan penambahan telur, gliserol, kentang, daging, ataupun asparagin.
Komplikasi penyakit TB paru bila tidak ditangani  dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti : pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, TB usus.
Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita TB paru stadium lanjut :
a)         Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas
b)        Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial
c)         Bronkiectasis dan fribosis pada paru
d)        Pneumeu torak spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru
e)         Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan sebagainya
f)         Insufisiensi Kardio Pulmoner
Jenis-jenis penyakit TBC, penyakit tuberculosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar, yaitu :
a)         TB paru ( TB pada organ paru-paru _
b)        TB ekstra paru ( TB pada organ tubuh selain paru )
1.      Tuberculosis milier
2.      Tuberculosis sistem saraf pusat (TB neningitis)
3.      Tuberculosis empyem dan Bronchopleural fistula
4.      Tuberculosis pericarditis
5.      Tuberculosis skelet/tulang
6.      Tuberculosis benitourinary/saluran kemih
7.      Tuberculosis peritonitis
8.      Tuberculosis gastriontestinal (organ cerna)
9.      Tuberculosis iymphadenitis
10.  Tuberculosis catan/kulit
11.  Tuberculosis laringitis
12.  Tuberculosis otitis


II.            Patofisiologi
Tuberculosis ditularkan melalui udara oleh partikel kecil yang berisi kuman tuberculosis yang disebut “droplet nukleus”. Droplet nukleus yang berukuran 1-5µm dapat sampai ke alveoli. Droplet nukleus kecil yang berisi basil tunggal lebih berbahaya daripada sejumlah besar basil didalam partikel yang besar, sebab partikel besar akan cenderung menumpuk dijalan napas daripada sampai ke alveoli sehingga akan dikeluarkan dari paru oleh sistem mukosilier.
Batuk merupakan mekanisme yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus. Satu kali batuk yang cepat dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama banyaknya dengan berbicara keras selama lima menit. Penyebaran melalui udara juga dapat disebabkan oleh manuver ekspirasi yang kuat seperti beresin, berteriak, dan bernyanyi.
Satu kali beresin dapat menghasilkan 20.000-40.000 droplet, tappi kebanyakan merupakan partikel yang besar sehingga tidak infeksius. Pasen yang batuk lebih dari 48 kali/malam akan menginfeksi 48% dari orang yang kontak dengan pasien. Sementara pasien yang batuk kurang dari 12 kali/malam menginfeksi 28% dari kontaknya.
Basil tuberculosis dapat juga memaasuki tubuh melalui traktus gastrointestinal ketika minum susu yang mengandung Mycobacterium Tuberculosis. Jalan masuk lain kedalam tubuh manusia adalah melalui luka pada kulit atau membran mukosa, tetapi penyebaran dengan cara ini sangat jarang. Jika fokus tuberculosis telah terbentuk pada satu bagian tubuh maka penyakit dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah, saluran limfatik, kontak langsung, saluran cerna (sering dari intestinum kembali kedarah melalui duktus torasikus) dan terakhir yang paling sering melalui jalan napas. Resiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.

III.            Kemungkinan Data Fokus
A.    Gejala klinis
Gejala umum TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. ( Mansjoer, 1999 )
Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan berat badan ( Luckman dkk, 93 ).
·         Demam                 : Subfebril menyerupai influensa
·         Batuk                   : 1). Batuk kering (non produktif)        batuk produktif (sputum)
2). Hemaptoe
·         Sesak nafas          : Pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah   bagian paru-paru
·         Nyeri dada
·         Malaisae               : Anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
keringat malam
B.     Pengkajian
Data yang dikaji
1.      Aktifitas/istirahat
·      Kelelahan
·      Nafas pendek karena kerja
·      Kesulitan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat
·      Mimpi buruk
·      Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja
·      Kelelahan otot, nyeri, dan sesak
2.      Integritas Ego
·      Adanya/factor stress yang lama
·      Masalah keuangan, rumah
·      Perasaan tidak berdaya/tak ada harapan
·      Menyangkal
·      Ansetas, ketakutan, mudah terangsang
3.      Makanan/cairan
·      Kehilangan nafsu mkan
·      Tidak dapat mencerna
·      Penurunan berat badan
·      Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik
·      Kehilangan otot/hilang lemak sub kutan
4.      Kenyamanan
·      Nyeri dada
·      Berhati-hati pada daerah yang sakit
·      Gelisah
5.      Pernafasan
·      Nafas pendek
·      Batuk
·      Peningkatan frekuensi pernafasan
·      Pengembangan pernafasan tak simetris
·      Perkusi pekak dan penurunan fremitus
·      Defiasi trakea
·      Bunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral
·      Karakteristik : hijau/kurulen, kuning atau bercak darah
6.      Keamanan
·      Adanya kondisi penekanan imun
·      Test HIV positif
·      Demam atau sakit panas akut
7.      Interaksi Sosial
·      Perasaan isolasi atau penolakan
·      Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab
8.      Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang dirasakan saat ini. Dengan adanya sesak nafas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun dan sushu badan meningkat mendorong penderita untuk mencari pengobatan
9.      Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkin sehubungan dengan tuberculosis paru, antara lain ISPA, efusi pleura serta tuberculosis paru yang kembali aktif
10.  Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada tuberculosis paru yang menderita penyakit tersebut sehingga diteruskan penularannya.
11.  Pola fungsi kesehatan
1)        Pola tata nilai dan kepercayaan
Karena sesak nafas, nyeri dada dan batuk menyebabkan  terganggunya aktifitas ibadah
2)        Pola reproduksi dan seksual
Pada penderita TB paru pada pola reproduksi dan seksual akan barubah karena kelemahan dan nyeri dada.
3)        Pola penanggulangan stress
Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatkan stress pada penderita yang bisa mengakibatkan penolakan terhadap pengobatan

4)        Pola persepsi dan konsep diri
Karena nyeri dan sesak nafas biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa khawatir klien tentang penyakitnya

C.     Pemeriksaan Diagnostik
·      Kultur sputum
·      Zeihl-neelsen
·      Tes kulit
·      Foto thorak
·      Histologi
·      Biopsi jarum pada jaringan paru
·      Elektrosit
·      GDA
·      Pemeriksaan fungsi paru

D.    Pemeriksaan fisik
·      Sistem integumen
Pada kulit terjadi cianosis, dingin dan lembab, turgor kulit menurun
·      Sistem pernafasan
Pada sistem pernafasan saat pemeriksaan fisik dijumpai :
1.      Inspeksi     : adanya tanda-tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan nafas yang tertinggal, suara nafas melemah
2.      Palpasai     : Fremitus suara meningkat
3.      Perkusi       : Suara ketok redup
4.      Auskultasi : Suara nafas bronkhi dengan atau tanpa ronkhi basah, kasar dan nyaring
·      Sistem penginderaan
Pada klien TB paru untuk penginderaan tidak ada kelainan
·      Sistem kardiovaskuler
Adanya takipnea, takikardia, cianosis
·      Sistem gastrointestinal
Anoreksia, berat badan menurun

·      Sistem muskuloskeletal
Keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan
·      Sistem neurologis
Kesadaran composmentis dengan GCS : 456
·      Sistem genetalia
Tidak mengalami kelainan pada genetalia

E.     Pemeriksaan Penunjang
1.      Darah                   : Leukosit sedikit meninggi, LED meningkat
2.      Sputum                 : BTA
Pada BTA (+) ditemukan sekurang-kurangnya 3 batang kuman pada satu sediaan dengan kata lain 5.000 kuman dalam 1ml sputum.
3.      Test Tuberkulin    : Mantoux Tes (PPD)
4.      Roentgen              : Foto PA

IV.            Analisa Data
No.
Symtom
Etiology
Problem
1
Ds : klien mengatakan sesak
Do : klien mengeluh nyeri dada, dan batuk
Mycobacterium Tuberculosis

infeksi primer

sembuh dengan fokus ghon

bakteri dorman

bakteri muncul berapa tahun kemudian

reaksi infeksi/inflamasi, kavitas,
dan merusak parenkim paru

ü  produksi sekret
ü  pecahnya pembuluh darah

ü  batuk produktif
ü  batuk darah

ketidak efektifan bersihan jalan nafas
ketidak efektifan bersihan jalan nafas

2
Ds : klien mengatakan nafsu makan menurun/ anoreksia
Do : klien tampak letih, BB klien menurun
Mycobacterium Tuberculosis

infeksi primer

sembuh dengan fokus ghon

bakteri dorman

bakteri muncul berapa tahun kemudian

reaksi infeksi/inflamasi, kavitas,
dan merusak parenkim paru

reaksi sistematis

anoreksia, mual, BB

gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
3
Ds : klien mengatakan aktivitasnya terganggu
Do : klien tampak kelelahan, sesak nafas dan nyeri dada
Mycobacterium Tuberculosis

infeksi primer

sembuh dengan fokus ghon

bakteri dorman

bakteri muncul berapa tahun kemudian


reaksi infeksi/inflamasi, kavitas,
dan merusak parenkim paru

reaksi sistematis

lemah

intoleransi aktivitas
intoleransi aktivitas

V.            Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1.      Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d kurangnya upaya batuk
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d keletihan dan anoreksia
3.      Intoleransi aktivitas b.d kelelahan, sesak nafas dan nyeri dada

VI.            Rencana Tindakan Keperawatan/Nursing Care Plane
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional
1
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d kurangnya upaya batuk

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan ketidak efektifan bersihan jalan nafas teratasi

Kriteria Hasil :
1.      Tidak ada sesak
2.      Tidak ada nyeri dada
3.      Tidak ada batuk
·   Kaji tanda-tanda vital


·   Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam
·   Ajarkan tekhnik batuk efektif

·   Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
·         Untuk mengetahui keadaan umum klien
·         untuk mengeefektifkan jalan nafas
·         untuk mengurangi sekret
·         untuk membantu penyembuhan klien
2
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d keletihan dan anoreksia

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan pemenuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :
1.      Tidak ada anoreksia
2.      Klien tidak tampak letih
3.      BB klien kembali normal
·    Timbang berat badan tiap hari.




·    Dorong tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.


·    Anjurkan klien istirahat sebelum makan.



·    Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan , dengan situasi tidak terburu-buru.
·    Bila perlu berikan nutrisi perenteral total, therapi IV sesuai indikasi.
·      Memberikan informasi tentang kebutuhan diet atau keefektifan therapi.
·      Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
·      Menenangkan peristaltik dan dan meningkatkan energi untuk makan.
·      Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan

·      Dapat mengistirahatkan saluran sementara memberikan nutrisi penting.
3
Intoleransi aktivitas b.d kelelahan, sesak nafas dan nyeri dada

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan intoleransi aktivitas teratasi

Kriteria Hasil :
1.      Klien tidak lagi mengalami kelelahan
2.      Klien tidak lagi sesak nafas dan nyeri dada
·     Kontrol aktivitas
·     Posisikan tidur klien senyaman mungkin : semi powler
·     Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam

·         untuk membantu klien melancarkan jalan nafas
·         untuk mengeefektifkan jalan nafas












DAFTAR PUSTAKA

Padila.2013.Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam:Jakarta.Nuha Medika.

Wilkinson judith, Ahern nancy.2009.Buku Saku Diagnisis Keperawatan Edisi 9:Jakarta.Buku Kedokteran EGC.

Irianto koes.2014.Epidemiologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular Panduan Klinis:Bandung.ALFABETA.

Setiadi.2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan : Yogyakarta.GRAHA ILMU.






Post a Comment

Previous Post Next Post