BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rumah
Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional,
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association,
1974 dalam Aswar, 2010), definisi ini menguraikan dengan jelas bahwa suatu
rumah sakit adalah penyedia jasa layanan terhadap konsumen yang tentunya
layanan profesional adalah pilihan utama dalam hal ini kepuasan pasien adalah
menjadi salah satu tolak ukur untuk menilai layanan profesional dari mutu suatu
rumah sakit.
Rumah sakit merupakan suatu institusi
pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Masa sekarang
ini rumah sakit di Indonesia telah mengalami banyak perkembangan, hal itu juga
diikuti dengan perkembangan pola penyakit, perkembangan tekhnologi kedokteran
dan kesehatan serta perkembangan harapan masyarakat terhadap pelayanan rumah
sakit. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan handal
agar dapat memanage hal-hal yang ada di rumah sakit dengan baik. Sumber daya
manusia memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berupa
pelayanan medik, rehabilitasi medik, maupun pelayanan keperawatan. Layanan
keperawatan yang berkualitas adalah
layanan keperawatan yang selalu berupaya
untuk memenuhi harapan pasien, dengan demikian pasien akan selalu puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh seorang perawat, untuk mendapatkan layanan
keperawatan yang berkualitas diperlukan manajemen keperawatan yang baik pula.
Perawat sebagai pemberi pelayanan
merupakan ujung tombak dari pelayanan rumah sakit, hal itu disebabkan perawat
yang selalu berinteraksi dengan pasien selama 24 jam. Salah satu yang dapat
mempengaruhi kualitas dari pelayanan adalah manajemen yang ada di rumah sakit,
hal tersebut dikarenakan manajemen merupakan salah satu roda penggerak dalam
menjalankan rumah sakit. Manajemen merupakan fungsi yang berhubungan dengan
mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan sumber dayanya, hal ini menunjukkan
bahwa sumber daya manusia berperan penting dalam manajemen. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan
asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat
saling mendukung. Manajemen keperawatan terdiri atas: pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Didalam sebuah rumah sakit biasanya
terdapat beberapa Instalasi Rawat inap seperti Instalasi Rawat inap untuk Anak,
Penyakit Dalam baik wanita, anak-anak maupun laki-laki, Instalasi Gawat
Darurat,Instalasi Rawat Inap Bedah, Poliklinik dan lain-lain. Perawatan
bedah merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di seluruh dunia
dengan perkiraan sebesar 234 juta operasi setiap tahunnya. Pembedahan dilakukan
di setiap komunitas masyarakat yang kaya maupun yang miskin, masyarakat
perkotaan maupun pedesaan. Kejadian yang membahayakan yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan diantaranya adalah prosedur pembedahan. Resiko komplikasi
setelah pembedahan dikarakteristikkan diberbagai belahan dunia dan sebuah
penelitian menunjukkan bahwa negara industri memiliki angka kematian 0,4 – 0,8 % yang diakibatkan karena pembedahan dan komplikasi setelah
pembedahan sebesar 3 – 17,5
% dan angka ini jauh lebih tinggi pada negara berkembang termasuk Indonesia
(Haynes et al, 2009). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa 1 dari setiap 150
pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal akibat peristiwa yang merugikan
pasien dan hampir dua pertiga dari kejadian tersebut terkait dengan pembedahan
(Vries et al, 2010).
Rumah
Sakit Daerah Gunung Jati Cirebon berdiri sejak 1979. Rumah Sakit Daerah Gunung
Jati Cirebon mempunyai beberapa fasilitas yaitu diantaranya, ruang poliklinik,
kamar rawat inap, apotek, ruang administrator dan kantor. Saat ini Rumah Rumah
Sakit Daerah Gunung Jati Cirebon sedang melakukan pembangunan untuk memperluas
gedung dan menambah fasilitas-fasilitas lainya. Visi dari Rumah Sakit Gunung
Jati yaitu terwujudnya Rumah Sakit Kota Cirebon menjadi Rumah Sakit Kelas A
Tahun 2018 sedangkan Misi dari Rumah Sakit ini sendiri yaitu 1. Meningkatkan
mutu pelayanan 2.Meningkatkan mutu Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota
Cirebon sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Alur
pasien di instalasi rawa nap (IRNA) adalah melalui IGD untuk kasus-kasus
emergensi, sedangkan untuk kasus-kasus elektif atau berencana pasien harus
mendaftar terlebih dahulu dibagian pendaftaran masing-masing instalasi rawat
inap setelah mendapat rujukan dari poliklinik, praktek dokter, poli spesialis
atau bagian unit lainnya. Kasus dan kondisi pasien akan menetukan diinstlasi
mana seorang pasien akan dirawat. Ruang Prabu Siliwangi merupakan Instalasi
Rawat inap bedah wanita, laki-laki dan anak kelas II dan III di RSUD Gunung
Jati kota Cirebon dengan gedung berlantai 4. Untuk lantai 1 dan 2 merupakan
rawat inap bedah dan anak kelas II dan III, pasien anak yang dirawat diruang
prabu siliwangi maksimal berusia 14 tahun sedangkan untuk lantai 3 dan 4
merupakan instalasi rawat inap bedah untuk laki-laki. Jumlah perawat dilantai 1
dan 2 adalah sebanyak 21 perawat dengan 1 kepala ruangan, 2 ketua tim, 2
Clinical Instruktur dan 16 perawat pelaksana. Petugas lainnya yaitu 2 tenaga
administrasi, 4 Pembantu Orang Sakit dan 2 tenaga kebersihan, sehinga total
tenaga kerja di Prabu Siliwangi 1 dan
adalah sebanyak 29 orang.
Pelayanan
24 jam di masing-masing instalasi rawat inap didominasi oleh tenaga keperawatan
mulai dari proses registrasi hingga proses kepulangan pasien. Jadwal harian
perawat diruangan dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi dari pukul 07.00-14.00WIB,
shift siang dari pukul 14.00-21.00 WIB dan shift malam 21.00-07.00 WIB. Fasilitas
di ruang Prabu Siliwangi sendiri sudah cukup lengkap. Jumlah tempat tidur
pasien pada ruang Prabu Siliwangi lantai 1 dan 2 terdiri dari 49 tempat tidur.
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruang Prabu Siliwangi berdasarkan
hasil dari kuesioner yang diberikan pada 23 pasien yaitu didapatkan hasil 65%
mengatakan puas dan 35% mengatakan tidak puas. Di ruang Prabu Siliwangi kini
telah menerapkan metode tim namun belum berjalan secara optimal.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis situasi
di ruang Prabu Siliwangi lantai 1 dan 2 RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah
melaksanakan praktek Manajemen Keperawatan, mahasiswa memahami prinsip
manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan
2.
Tujuan Khusus
Setelah
melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
1.
Menganalisis
lingkungan ruangan perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu ruangan
2.
Melaksanakan
peran sesuai dengan model yang telah ditentukan
3.
Menganalisis
tingkat kepuasan pasien.
D.
Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa
a.
Menambah
pengalaman dan pengetahuan dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b.
Mahasiswa
dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan
professional di Ruang Prabu Siliwangi lantai 1 dan 2.
2.
Bagi Perawat Ruang Prabu Siliwangi
lantai 1 dan 2
1.
Perawat
dapat mengetahui mengenai masalah-masalah apa saja yang ada di ruangan tempat
mereka bekerja terkait dengan system pelayanan sehingga perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan secara optimal
2.
Tercapainya
tingkat kepuasan bekerja yang optimal
3.
Terbinanya
hubungan baik antara perawat dengan dokter, perawat dengan perawat maupun
perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
3.
Bagi Pasien dan keluarga pasien
Pasien dan keluarga pasien mendapatkan pelayanan secara
menyeluruh dan maksimal sehingga tercapainya kepuasan pasien secara optimal.
Tags
Artikel Keperawatan